Jumat, 06 Juni 2008

UNAS, Sistem Test Paling Rendah

Munif Chatib (CEO NEXT Education Center) UNAS sudah selesai, tinggal nunggu pengumuman. Pasti kamu-kamu deg-degan nunggu hasil, soalnya pertaruhan masa depan. Yang lulus pasti bersukacita, yang tidak lulus jangan putus asa. Masih banyak cara dan jalan menuju sukses. Untuk itu kita coba berbincang-bincang dengan konsultan pendidikan NEXT Education Center, Munif Chatib (CEO NEXT). Mudah-mudahan dengan pandangan yang disampaikan beliau bisa menjadi motivator buat kamu-kamu meraih sukses. Yang menjadi pertanyaan adalah, apa pandangan bapak terhadap sistem UNAS yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka penentuan kompetensi seorang siswat? Menurut pandangan saya, untuk eksistensi ujian nasional itu harus dilihat dari dua hal, yang pertama kualitas soal itu sendiri, dan yang kedua fungsi dari soalnya. Kalau dilihat dari kualitas soal, UNAS masih menggunakan multiple choice (memilih-red) artinya jenis soal ini kalau dinilai dari ilmu otentik assessment (penilaian asli-red) maka jenis tes seperti sekarang ini masuk kedalam kualitas paling rendah dari sebuah tes pengetahuan. Kalau diumpamakan seperti susunan tangga maka posisinya ada pada tangga paling bawah. Karena sistem tes ini tidak mendidik anak untuk sampai pada tahap analisa, bahkan jawabannya bisa di bonda bandi melalui kancing baju. Sebenarnya penilaian terhadap kualitas soal kognitif ada 6 tangga, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesa dan evaluasi. Bila keenam kriteria soal tersebut terpenuhi maka itulah hasil terbaik dari siswa. Yang kedua fungsi UNAS, semestinya bukan menjadi penilaian untuk standar kelulusan siswa dari satu jenjang ke jenjang berikutnya. Lebih baik bila fungsinya sebagai pemetaan kualitas pendidikan berdasarkan daerah dan sekolahnya. Sehingga pemerintah akan memperoleh nilai berdasarkan wilayah, dan akan diketahui bahwa antara daerah itu memiliki nilai dan pengetahuan yang berbeda-beda nilainya. Sebab belum tentu kualitas pendidikan antara perkotaan dan pedalaman itu sama kualitas pendidikannya, sama kualitas materi pelajarannya dan sama pula kualitas tenaga pengajarnya. Sementara fungsi UNAS yang di terapkan oleh pemerintah saat ini adalah menjadi standar kelulusan pelajar. Kalau kita lihat di negara-negara maju yang menjadi hak evaluator itu dimiliki oleh sekolah, tidak diintervensi oleh pemerintah. Hal ini memberikan keleluasan bagi masing-masing sekolah dapat memberi penilaian bagi anak didiknya. Karena sistem kita sudah ada untuk mengatur akreditasi suatu lembaga pendidikan. Dengan sistem penilaian langsung dari sekolah akan memberikan kesempatan bagi para guru untuk mengevaluasi anak didiknya sendiri karena mereka yang sering terlibat langsung dengan para siswanya dan cukup mengerti tentang siswanya, bukan diuji oleh orang yang tidak dikenal oleh siswa itu sendiri. Kalau sistem UNAS kita masih tergolong sistem penilaian yang paling rendah, seharusnya pemerintah mengubah sistem, membuat sistem UNAS yang berkualitas, Sebenarnya ada nggak niat pemerintah mengubah sistem ? Kalau bicara tetang sistem pendiddikan kita saat ini ada banyak faktor yang mempengaruhi, ada factor politik, bisnis dan urusan perut. Sebenarnya orang-orang pemerintah ini cukup berkompetensi untuk membuat sistem pendidikan yang lebih baik. Kondisi UNAS saat ini cuma sebatas penilaian soal kognitif (multiple choice) yang rendah sekali. Apalagi dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan penilaian dari 3 ranah, pertama kognitif adalah daya pikir seseorang yang sifatnya sebatas menghafal pelajaran, psikomotorik adalah kemampuan seseorang untuk mencipta dan berkreasi, yang terakhir adalah afektif dinilai dari sikap dan value. Sementara UNAS kita saat ini cuma mewakili nilai kognitif yang rendah. Makanya lulusan SMU kita belum siap menghadapi lapangan kerja, berbeda betul dengan SMK di luar negeri para lulusannya mampu menciptakan lapangan kerja. Sementara lulusan kita masih repot cari kerja dan ironisnya nggak ada perusahaan yang maun menggunakan tenaga mereka. Diknas sendiri masih dalam pencarian bentuk untuk membuat sistem kurikulum terbaik dan cocok dengan dunia pendidikan Indonesia, seharusnya masalah ini sudah selesai dari dulu. Satu contoh kasus sistem kita tidak menemui kematangan, sebelum 2004 kurikulum kita BERBASIS MATERI dimana para pelajar dituntut TAHU APA?, setelah 2004 berbalik menjadi KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI dimana pelajar dituntut BISA APA ?. Tetapi dalam penerapannya menghadapi banyak maslah, sepertinya jalan ditempat tidak maju. Karena peraturan teknis pelaksanaanya tidak ada. Bila kita membuat suatu sistem kurikulum seharusnya di evaluasi setelah 10 tahun, bukan setiap tahun dievaluasi tidak cocok lalu diganti lagi. Terus kapan sistem kurikulumnya bagus. Yang kedua seharusnya dunia pendidikan itu jangan ada muatan politik. Ada kerangka sistem yang tidak jelas, dimana kerangka kurikulum itu dapat dilakukan oleh sekolah. Ini juga jadi masalah, dimana kerangka kurikulum sudah selesai dibuat oleh masing-masing sekolah, kenapa yang melakukan ujian itu Diknas ?. Sistem pendidikan kita sebenarnya benang kusut yang ada ujungnya, ini kembali kepada kesadaran manusianya. Bahwa dunia pendidikan mesti dihindari dari faktor-faktor politik, bisnis dan kepentingan pribadi. Sehausnya sistem pendidikan kita tidak hanya berorientasi pada kecerdasan pengetahuan saja, tapi harus menempa orang cerdas yang berakhlak mulia. Bila dunia pendidikan kita menghasilkan sarjana-sarjana yang jujur dan berakhlak baik, maka sistem kita dapat diperbaiki juga dengan baik. Apa pesan-pesan bagi para siswa yang sudah lulus dan yang tidak lulus ? Temukan kecenderungan kecerdasan dalam setiap lingkungan masing-masing pelajar, walau pun kecenderungan kecerdasan ini sangat kompleks. Hasil-hasil nilai kognitif sama sekali tidak menentikan nilai kecerdasan, apalagi sukses atau tidak sukses. Menurut penelitian, malah IQ itu Cuma 6-20% mempengaruhi seseorang itu sukses, sedangkan 80 % adalah emotional question (kecerdasan emosi), Jadi nilai-nilai kognitif tidak perlu dikhawatirkan bila kurang bagus, lebih baik mencari kecenderungan kecerdasan yang kita miliki, karena belum tentu kita gagal dalam belajar berarti gagal semuanya. Boleh jadi kita memiliki kecerdasan yang lain, seperti musik, olah raga atau menggali kreatifitas yang lainnya. Hal ini dapat dibantu melalui alat-alat uji kompetensi yang dilakukan NEXT seperti MIR (Multiple Intelligence Risearch). Fresh Graduate apapun tidak akan khawatir mencari pekerjaan, malah menjadi motivator bagi yang lain. Menjadi api yang dapat membakar api semangat membesarkan perusahaan itu sendiri. Kita mesti berani out of box (keluar dari sistem) karena sistem yang statis dan membelenggu akan membuat kita menjadi bodoh. Jadi harus ke luar, karena orang-orang besar yang sukses adalah berani melakukan sesuatu diluar sistem.

Read More..

Sistem Pendidikan Kita Baru Bisa Baca Tulis

Untuk mewujudkan sistem pendidikian kita yang idal belum tuntas juga, masih sebatas wacana dan angan-angan. Padahal negara tetangga sudah lebih maju dari negeri kita, kalau dilihat dari sejarah pada tahun 70an kita pernah menjadi salah satu negara tujuan menuntut ilmu dari negara-negara tetangga. Sekarang malah sebaliknya, kita yang menuntut ilmu ke negara mereka, karena kualitas dan sistem pendidikannya sudah maju. Dalam perkembangannya bahkan negara yang diangga tertinggal dan menghadapi masalah dengan lonjakan penduduk seperti India sudah mampu menciptakan tenaga-tenaga ahli di bidang teknologi. Apa yang salah dengan sistem kita ?, anggaran pendidikan sudah ditambah, para pemimpin sudah cerdas bahkan sudah merasakan sistem pendidikan luar negeri, pembuat kebijakan sudah melakukan riset ke berbagai negara-negara yang sistem pendidikannya sudah maju, hasilnya apa ?. Masyarakat sudah banyak berharap sistem pendidikan kita diperbaiki, tapi nggak kunjung ada jalan keluarnya. Seperti ikut larut dalam krisis ekonomi, semua mahal, pendidikan juga ikut melambung tinggi. Rendahnya kualitas pendidikan kita sudah terlihat dari sistem ujian kita, dan hasilnya juga berdampak pada siswa yang di hasilkan. Lihat saja siswa/siswi lulusan SMU atau sederajat pasti belum siap kerja, lulus SMU nggak tahu mau jadi apa, nggak tau mau kerja apa dan masih buta masalah kompetensinya ada dimana. Padahal sudah belajar dari SD 6 tahun, SMP 3 tahun ditambah SMU 3 tahun. Kita belajar selama 12 tahun malah tambah bingung bukan tambah cerdas. Kalau dicermati metoda pengajaran yang diterapkan para tenaga didik kita saat ini sangat monoton dan tidak mengembangkan daya pikir siswa. Terkadang pelajaran yang sudah ada tertulis dalam buku cetak masih disuruh menyalin kembali. Kalau yang disalin itu berupa rangkuman materi atau pengembagannya tidak masalah, tapi sama persis dengan buku cetak yang sudah dipegang murid, ini kan buang waktu. Kalau metoda belajarnya saja sudah salah, bagaimana kita dapat mengharapkan lulusan siswa yag handal. Belum lagi kalau buat soal, jenis pertanyaanya lebih kepada hafalan seorang tokoh, nama atau istilah, seharusnya jenis soalnya mengarah kepada analisis pemahaman yang mengundang imajinasi dan berfikir kreatif siswa. Satu contoh soal yang umum “Siapakah menteri pendidikan kita ?”, jawabannya pasti dihafalin. Seharusnya pertanyaanya, “Kalau kamu jadi menteri pendidikan apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaikin mutu pendidikan kita ?, jawabannya tidak ada dalam buku teori manapun, tapi siswa pasti bisa memberikan jawaban walaupun tidak seideal yang kita inginkan, jangan diukur dari pemikiran kita sebagi guru, tapi kita nilai sebagai anak yang sedang belajar di usianya. Sebab pelajaran analisa itu sudah terjadi sejak mereka masuk SD. Kenapa tidak berani membuat pertanyaan yang mengarah kepada analisa/sudut pandang seorang murid. Kecuali yang exacta karena ini ilmu pasti dan pakai rumus. Sepertinya kita terlena dengan sistem lama, tidak mau merubah dan meng-ugrade pengetahuan cara mengajar yang baik. Bila hal ini tidak dilakukan maka akan selalu ketinggalan. Karena calon siswa kita setiap era pati akan berbeda daya pikirnya. Coba saja kita lihat sikap murid kepada guru di era 90an murid ketemu muka dengan guru di jalan pasti murid menghindar, karena santunnya. Karena kesantunanya sampe dikelaspun murid nggak berani ngomong atau memberikan pendapat yang berseberangan dengan guru takut dinilai nakal atau pemberontak yang nantinya akan mengancam ketidak lulusan. Dalam posisi itu juga guru semakin membentuk diri orang yang harus dipatuhi dan ditakutin. Kalau siswa sudah tidak takut lagi, pasti dipukulin atau tidak dilulusin. Amat berbeda dengan sikap mental murid-murid sekarang, mereka sudah mulai berani berbicara, memiliki pendapat sendiri. Dan sikap terhadap guru juga berbalik dengan era 90an, murid sekarang kalau sudah dilaur jam sekolah cenderung cuek, murid beranggapan guru kan cuma disekolah, kalau diluar ya bebas punya aktivitas masing-masing. Kita bandingkan lagi dengan metoda pengajaran guru dari luar negeri, posisi guru disana begitu harmonis dengan anak didiknya. Guru dapat sebagai teman, penyelia, pemberi solusi dan tempat memecahkan masalah. Bukan sebagai seorang yang punya jabatan, semua harus patuh terhadap perintahnya.Walaupun tidak semua guru masih menggunakan cara-cara lama dalam mendidik para siswanya, pasti ada penyebab dari pembentukan karakter guru di negeri ini. Apa yang membentuk ?, yaitu sistem, sistem akan membetuk karakter secara sistematis karena mereka da dalam sistem. Lalu kenapa karakternya dianggap kurang bagus ?, berarti sistemnya yang kurang bagus, makanya perlu di upgrade. Dan siapa yang berwenang memperbaiki, otomatis yang membuat sistem. (pay)

Read More..

Belajar Mandiri Sejak Dini

Setiap jaman memeiliki generasi sendiri-sendiri. Dari era 70an, 80an dan era modren saat ini. Dari generasi ke genarasi selalu ada pergeseran mutu orangnya, baik secara individu maupun masyarakat pada umumnya. Kenapa jaman dulu orangnya pinar-pintar dan rajin ? ada yang menempuh sekolah berjalan kaki sampe berkilo-kilo karena nggak ada kendaraan dan nggak punya ongkos, ada yang kudu nyebrangi sungai, hutan, gunung dan macam-macem rintangan. Belum lagi sampai disekolah yang atapnya udah bocor, buku cuma satu, baju cuma satu, sandal aja sampe nggak punya, mereka tetap semangat, tempaan manusianya lebih yahud. Belum lagi urusan ekonomi yang terbatas, mesti bantuin orang tua dulu kerja atau dagang di pasar baru berangkat sekolah, wah capenya pasti nggak kebayang ya!.Mencermati dari cerita orang tua kita dulu dibanding dengan generasi kita yang sekarang ini kayaknya semakin “melempem”. Kebayang gak? Dulu aja dengan rintangan yang begitu berat bisa dijalani dan sukses lagi, salut ya buat orang-orang dulu. Sebenarnya apa bedanya sekarang sama orang dulu ? Dari keadaan ekonomi minim, fasilitas minim juga, itu yang jadi hambatan paling banyak. Nah bedanya cuma semangat. Kenapa orang selalu bangkit dari keterbatasan? Karena mereka nggak punya pilihan dan pilihan cuma satu dan kudu dijalani.Arti Mandiri dan Belajarlah.Seharusnya kita lebih baik dari orang tua kita dulu. Dengan fasilitas yang udah lengkap, segala ada, seharusnya dapat menggenjot prestasi kita lebih baik. Bukan hanya prestasi pendidikan, paling tidak kemandirian kita secara pribadi. Kalau sudah mengerti apa yang mesti dilakukan ya lakukanlah. Gak perlu nungguin mama, papa, kakak atau nambahin kerja mba Inem. Kan kita hidup nggak selalu sama keluarga, gimana kalau kita kos atau sekolah diluar kota ? bahkan keluar negeri. Kalau sudah mandiri di rumah sendiri pasti di negeri orang juga bisa mandiri, ortu kita nggak was-was melepas kepergian kita.Belajar mandiri itu mudah dilakukan, tapi mental juga harus ditempa untuk siap menjalankan, karena mandiri itu komitmen yang mesti di taati dan dilakukan sendiri. Kita bisa mulai dari hal-hal yang kecil dulu. Mulai dari bangun pagi nggak mesti di bangunkan sama mama. Mempersiapkan peralatan sekolah dan sarapan pagi. Ngejalani kegiatan sehari-hari nggak mesti di ingatin, udah tau apa yang mesti dilakukan. Les bahasa, les musik atau ngelakuin kegiatan yang mendukung belajar kita. Kalau sudah malam ingat waktu belajar dan ngerjain PR. Jangan kebanyakan nonton infotainment dan sinetron karena bisa merusak mental. Lakukan hal lain yang sifatnya positif yang dapat mendongkrak prestasi dan cara berfikir kamu. Kalau kamu sudah dapat mengkarangtina keinginan kamu yang nggak bermanfaat, siap-siap merasakan hasilnya yang dahsyat.Orang Mandiri Butuh Tantangan LebihBila kemandirian kamu sudah teruji dan dapat dijalani dengan disiplin, pasti akan mengalami kejenuhan. Karena kita beraktivitas setiap hari begi-begiti aja, cape dehh. Cobalah tantangan baru yang lebih memacu adrenalin kamu. Gimana kalau cari uang jajan sendiri ?Si budi kecil kuyup menggigilMenahan hujan tanpa jas hujanDisimpang jalan tugu pancoranTunggu pembeli jajakan koran.....Anak sekecil itu berkelahi dengan waktuDemi satu impian yang kerap ganggu tidur muAnak sekecil itu tak sempat nikmati waktuDipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal“Tugu Pancoran-Iwan Fals”Kalau ada yang pernah dengarin lagu itu, masih update untuk kondisi kita saat ini. Ada begitu banyak anak-anak yang mesti menjalani hidup seperti itu. Belum lagi teman kita yang di pinggiran pulau yang masih belum tersentuh pembangunan.Meraka tidak punya banyak pilihan, apa kita mesti bersedih ? Tidak ada yang mesti disedihkan, tapi kita mesti berfikir kreatif mencari solusi yang lain. Ada begitu banyak cara yang bisa kita lakuin untuk dapetin duit sendiri. Tapi tidak wajib kan masih ada orang tua, yang utama pendidikan, tapi nggak salah kalau mau coba. Karena hal-hal seperti ini bisa bermanfaat nanti pada saat kita memasuki dunia kerja. Pada rubrik yang lain kamu bisa baca apa saja peluang yang bisa dimanfaatin untuk bisa dapetin uang saku sendiri. (pay)

Read More..

Beyond B828 B588

B828
Dual ON GSM-GSM
Single Answer
TV Tuner
Bluetooth A2DP
MP3/MP4 Player
Video/Audio Recording
External Micro SD 512MB



B588
LCD Colour Display 65k
MP3 Player / MP4 Player
FM Radio Stereo
External Micro SD (Include 512MB)

Read More..

Beyond B999 B905

B999
Dual GSM-CDMA On
External MicroSD Slot (Include 1gb)
LCD TouchScreen 3” with 262k
TV Tuner
One Touch Music Key
Bluetooth GPRS/MMS/WAP

B950
Dual ON GSM-GSM
TV Tuner
FM Radio Stereo
Bluetooth A2DP
Camera Megapixel
MP3/MP4 Player
One Touch Music Key GPRS/MMS/WAP
External Micro SD 512MB


Read More..

Holistik Brain

Pernahkah anda melihat gambar 2 buah otak kita, yaitu otak kanan dan otak kiri? Pasti 2 otak ini mempunyai bentuk yang sama. Namun jika diteliti ternyata keduanya mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri suka dengan hal-hal yang berurutan, suka dengan bunyi, kata-kata, huruf, audio, cenderung kognitif dan tidak melibatkan emosi. Sedangkan otak kanan menyukai hal-hal yang imajinatif, random, gambar, grafik, aktivitas, dan melibatkan emosi. Lalu apakah kedua otak ini bertentangan, termasuk cara kerjanya? Sampai-sampai ada seminar otak kiri vs otak kanan. Ternyata jawabannya adalah justru dengan perbedaan fungsi tersebut kedua otak ini bekerja sama secara harmonis dan saling mendukung. Kerja sama tersebut dikenal dengan nama HOLISTIK BRAIN. Holistik Brain adalah bagaimana kita mampu menggunakan dua otak kita dengan adil, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Otak kanan kita harus dilatih menjadi pintu pembuka pertama menerima informasi. Jangan menggunakan kontinum otak kiri untuk menerima informasi, sebab akan cenderung lupa. Kenapa? Sebab setiap informasi ditangkap oleh otak dalam dalam bentuk citra (baca:gambar), dan gambar adalah wilayah otak kanan. Sehingga pada saat otak kanan kita bekerja menangkap informasi dalam bentuk citra, maka akan cepat dimasukkan dalam memori jangka panjang dan tidak akan pernah lupa. Bagaimana dengan otak kiri? Otak kiri akan bekerja pada saat setelah informasi berhasil ditangkap oleh otak kanan, maka apabila informasi tersebut membutuhkan pengolahan dan pencarian solusi dengan kegiatan berpikir, maka otak kirilah yang berperan. Kesimpulan mudahnya adalah sebagai berikut: TANGKAP INFORMASI DENGAN OTAK KANAN, LALU OLAH INFORMASI TERSEBUT DENGAN OTAK KIRI. Apabila hal tersebut dilakukan dengan terus menerus, maka hukum keadilan akan berlaku dan kita dapat mengoptimalkan kemampuan otak kita. Cobalah mulai sekarang menangkap atau menerima informasi dengan otak kanan, misalnya dengan visual. Sebisanya konsep-konsep materi belajar yang membuat kita pusing, tidak paham dan menjenuhkan anda ubah dengan visualisasi, baik secara imajinasi maupun berupa sketsa. Selamat mencoba.("DR. Munif Chatib" CEO Next Synergy).

Read More..

Selasa, 03 Juni 2008

Catherin Wilson

Tidak puas hanya sebagai model catwalk, bintang iklan, video klip dan akting, kali ini Catherine Wilson hadir sebagai icon hanphone Beyond. Hadir dengan mengenakan gaun seksi menyapa undangan Beyond yang diadakan di Q-Point cafe BG Junction. Pada kesempatan itu juga hadir Managing Director Beyond H. Jeni, Chaterin tidak sungkang-sunkang menghibur penonton. Karena pada saat itu ada salah seorang anak yang merayakan ulang tahun dan Catherin langsung menjemput sang gadis yang lagi ultah di belakangnya. Kehadirannya tidak hanya sekedar pajangan yang siap untuk dipelototin, tapi sangat interaktif menghibur para undangan. Profesionalitasnya teruji sebagai model papan atas saat itu. Dalam setiap geraknya selalu diawasi kamera, tapi dia juga cukup awas dengan memberikan ekspresi seyuman yag tulus kepadd fotografer. Dara yang masih betah menjomblo ini sempat foto bareng dengan pembeli Beyond pertama pada acara lounching produk baru Beyond. Bapak yang mengaku sebagai petani ini langsung membeli seri B999 dual on GSM n CDMA. Menurutnya saya bukan membeli merek tapi lebih ke fungsi, saya Cuma biasa pakai SMS dan telepon. Fitur yang 2 ini cukup buat saya, karena saya termasuk orang yang gaptek (gagapteknologi-red). Jadi buat apa beli yang mahal dan bermerek toh fungsinya sama, Beyon juga eye catching dan kelihatan kokoh. Fiturnya juga nggak kalah dengan yang bermerek, kalau saya beli yang bermerek dengan type yang sama mungkin 2x lipat. Itu buang duit, sekarang pakai barang teknologi juga mesti pintar apalagi BBM sudah naik otomatis barang-brang lain juga ikut naik. Dan keuntungan saya yang ke dua bisa foto bareng dengan icon Beyond ujar si bapak dengan sumringah.(pay)

Read More..